Wednesday, January 8, 2014

Lawang Sewu yang Artistik dan Unik


Halo #kawanBermain. Selamat malam, malam – malam kayak gini saya akan mengajak #kawanBermain untuk menelusuri tempat bersejarah jaman Hindia Belanda yang konon kata orang – orang Semarang, banyak dihuni makluk ghoib *HIHIHII*. Yuk langsung aja ke TKP.
Gambar 1 : Lawang Sewu Semarang

Lawang Sewu dalam arti lain seribu pintu, merupakan bangunan sejarah yang termasuk cagar budaya di Kota Semarang, Jawa Tengah. Letaknya berada di pusat kota Semarang yang dikelilingi kerumunan bangunan dengan konsep yang lebih modern. Namun tetap saja, keindahan dan nilai artistik dari bangunan ini masih menjadikannya sebuah daya tarik kuat bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Meskipun bangunan ini telah berdiri lama, bangunan ini tetap kokoh dan masih sempurna dengan nilai artistik dan keunikannya.
Sedikit flash back ya #KawanBermain Dahulu, Lawang Sewu merupakan bangunan yang berfungsi sebagai kantor kereta api jaman Hindia Belanda atau biasa disebut dengan Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. NIS sendiri merupakan perusahaan swasta di bidang kereta api, dan merupakan perusahaan asing pertama yang membangun lintas kereta api di Pulau Jawa pertama kali, bahkan di Indonesia baru pertama kali. Jalur pertama yang dibuat melintasi dari Semarang menuju Surakarta dan Jogjakarta sebagian menuju ke  Ambarawa.  Jalur tersebut mulai dibuat pada tahun 1867

Gambar 2 : Bagian dalam lawang sewu semarang

Lawang Sewu merupakan rancangan oleh arsitek Hindia Belanda bernama Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag yang berasal dari Amsterdam, Belanda. Pembangunan Lawang Sewu pertama dimulai pada 27 Februari 1904 dan selesai pada Juli 1907. Desain arsitektur sebagai pondasi kala itu harus dipadatkan sedalam 4 meter, dan diganti dengan pasir vulkanis agar kuat menahan bangunan utama yang besar dan mengurangi penurunan tanah. Bangunan yang pertama kali dibuat adalah rumah penjaga dan ruang percetakan (sekarang berdekatan dengan pohon beringin atau Bangunan nomor C), baru kemudian dibangun ruang utama dan ruang tambahan, sekarang disebut Bangunan A dan Bangunan B (dibangun sekitar tahun 1916 sampai 1918). Tujuan pembuatan kantor Kereta Api ini tidak lain untuk memudahkan dan mempercepat proses transportasi utama sebagai pengangkut bahan mentah kebutuhan ekonomi perdagangan pemerintah Hindia Belanda.

Akses menuju Lokasi
Nah, Untuk mencapai Lawang Sewu, rute yang ditempuh sangat mudah karena letaknya persis di pusat Kota Semarang.  #KawanBermain hanya perlu mencapai Tugu Muda, Bila dari Jogjakarta atau Surakarta silakan untuk melewati jalan tol Banyumanik (mobil) hingga sampai Krapyak lalu menuju jalan Jend Sudirman – Tugu Muda (Lawang Sewu). Bila ingin lewat dalam kota dari Banyumanik – Jalan Sultan Agung – Jalan S. Parman – Tugu Muda Lawang Sewu. Atau dari arah Surabaya masuk kota lewati Jalan Kaligawe – Kota lama – Pasar Johar dan akirnya sampai Tugu Muda. Waktu buka Lawang Sewu Biasanya Siang hingga malam hari  pukul 21.00.

Biaya Lawang sewu

Karcis dewasa : Rp 15.000
Karcis Anak : Rp 10,000
Karcis Parkir motor : Rp 3.000
Karcis Parkir mobil : Rp 50.00
Guide : Rp 30.000

Setelah selesai menyelesaikan administrasi dan menitipkan motor, Guide mulai memandu kami untuk menyusuri area di lawang Sewu seperti ruang kontrol kereta jaman dulu serta bagian galeri dan kereta mini jaman dulu. Saat memasuki area lawang sewu terasa sekali suasa tempo dulu dan arsitektur khas eropa yang kental di sebagian kaca bangunan.

Gambar 3 : Bagian Galery Lawang Sewu

Gambar 4 : Pemandangan Ruang Kontrol

Gambar 5 : Pemandangan Lawang Sewu

Setelah cukup lama berkililing di area lawang sewu serta mendengarkan penjelasan sejarah dari Guide, akhirnya kita tiba di pemberhentian terakhir pemanduan yaitu Ruang bawah tanah, yang dulu digunakan sebagai penjara bawah tanah oleh Jepang meskipun fungsi aslinya adalah sebagai sumber resapan air jaman Belanda. Tetapi bagi pengunjung yang memiliki nyali dan ingin menyusuri lorong bawah ini dikenakan tarif tambahan berupa karcis masuk Rp : 10.000 beserta dengan tambahan Guide Rp : 20.000 Serta mendapatkan senter dan sepatu boot karena tempatnya sedikit tergenang air.
Gambar 6 : Pemandangan Awal Lorong masuk

Gambar 7 : Pemandangan Awal Lorong masuk

Gambar 8 : Lorong bawah tanah

Gambar 8 : Pintu Lorong bawah tanah

Gambar 10 : Lorong bawah tanah

Gambar 11 : Tempat membuang mayat

Gambar 12 : Penjara berdiri bawah tanah

Akhirnya setelah selesai melewati semua rangkaian perjalanan di area lawang sewu kami beristirahat sejenak di area lawang sewu untuk mengagumi hasil karya seni yang indah. Kesan – kesan setelah melewati Lorong bawah tanah suasa didalam sana sungguh mencekam dengan air yang mengaalir setinggi mata kaki serta udara yang penggap, karena disana sedikit sekali ventilasi udara. Ntah bagaimana sakitnya para pejuang indonesia yang telah disiksa disana serta dengan penjara yang sempit bahkan tidak layak seperti Gambar 12, yang para tahanan di penjara dengan posisi berdiri yang memuat 5 hingga 10 orang. Dan sekian perjalanan saya di Lawang sewu

Nb : Jangan Lupa berdoa saat memasuki tempat sejarah untuk melindungi keselamatan pribadi
Penulis            : Eka febry Setiawan
Instagram    : @Febry282 atau @sukaabermain
Facebook    : peepy

Fungsi Klik